Madrasah Anti-Bullying: Menanamkan Empati, Memutus Rantai Kekerasan

Oleh: Tim Bimbingan dan Konseling Madrasah

​Pendahuluan: Membangun Surga Belajar yang Islami

Madrasah adalah institusi pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan umum dan agama, tetapi juga berfungsi sebagai tempat penanaman akhlak mulia dan karakter Islami. Dalam lingkungan yang seharusnya penuh kasih sayang (rahmah) dan persaudaraan (ukhuwah), fenomena bullying (perundungan) menjadi tantangan serius yang harus kita hadapi bersama.

​Bullying bukan sekadar kenakalan remaja, melainkan tindakan agresif yang disengaja, dilakukan secara berulang, dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan (pelaku merasa lebih kuat dari korban). Hal ini bertentangan dengan setiap nilai luhur yang diajarkan dalam Islam.

​Mengenal jenis-jenis Bullying di Madrasah
​Perundungan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, dan penting bagi seluruh warga madrasah (siswa, guru, dan orang tua) untuk mengenali tanda-tandanya:

1. ​Verbal (Lisan): Mengejek nama orang tua, menghina fisik, mencela agama/keyakinan, atau menyebar fitnah.
2. Fisik: Memukul, menendang, mendorong, atau merusak barang milik korban.
3. Relasional (Psikologis): Mengucilkan, menyebarkan gosip, atau memandang sinis/sinis. Jenis ini seringkali paling sulit dideteksi namun dampaknya sangat melukai perasaan.
4. Cyberbullying (Daring): Mengancam, menyebarkan aib, atau mempermalukan melalui media sosial. Ini adalah bentuk yang paling cepat menyebar di era digital.

Tinjauan Islam: Tindakan mencela dan mengolok-olok sangat dilarang. Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka..." (QS. Al-Hujurat: 11).

Dampak Bullying: Luka yang Menghalangi Kesuksesan
​Perundungan tidak hanya menyakiti korban sesaat, tetapi meninggalkan luka mendalam yang menghalangi pencapaian tujuan hidup dan akademik siswa.

Peran Sentral Guru BK dalam Pencegahan dan Penanganan
​Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di madrasah memiliki peran kunci sebagai garda terdepan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan islami:
​Identifikasi dan Pencegahan Dini: Melakukan observasi dan asesmen untuk mendeteksi bibit-bibit konflik atau perilaku agresif sejak dini. Guru BK aktif memberikan layanan klasikal (informasi) tentang bahaya bullying dan pentingnya empati.

​Layanan Bimbingan dan Konseling:

1. Korban: Memberikan konseling individu untuk memulihkan kepercayaan diri, mengurangi rasa trauma, dan mengajarkan keterampilan asertif (berani berkata "tidak" pada perundungan).
2. ​Pelaku: Memberikan konseling individu/kelompok untuk menggali akar masalah (misalnya masalah keluarga, kurangnya perhatian), membangun empati, dan mengarahkan energi agresif ke kegiatan yang positif.
3. Mediasi dan Tata Tertib: Melakukan mediasi antara korban dan pelaku dengan didampingi orang tua, serta memastikan sanksi yang diberikan bersifat mendidik dan konsisten, bukan sekadar menghukum.
4. Kolaborasi Ukhuwah: Bekerja sama dengan orang tua, wali kelas, dan pimpinan madrasah untuk membangun Sistem Anti-Bullying Terpadu yang melibatkan seluruh elemen madrasah.

Pesan untuk Siswa Madrasah: Jadilah Pelopor Kebaikan
​Sesuai dengan ajaran agama kita, setiap muslim adalah saudara. Mari kita jadikan Ukhuwah Islamiyah sebagai benteng terkuat melawan bullying. Jadilah Individu yang Berdaya: Jika Anda menjadi korban, JANGAN TAKUT UNTUK MELAPOR! Laporkan segera kepada Guru BK, guru agama, atau wali kelas. Mencari bantuan adalah bentuk keberanian, bukan kelemahan. Jadilah Saksi yang Berani: Jika Anda melihat perundungan, JANGAN DIAM! Intervensi dengan cara yang aman (misalnya: ajak korban menjauh, atau segera panggil guru).
​Tanamkan Rahmah (Kasih Sayang): Ingatlah, setiap teman adalah ciptaan Allah yang mulia. Kembangkan sikap empati—mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain—sebagai wujud ketaatan kepada ajaran Nabi Muhammad SAW.
​Ayo, kita jadikan Madrasah sebagai tempat bertumbuh yang islami, bebas dari caci maki!